Analisis komprehensif terhadap fluktuasi animo, daya tampung, hasil, mahasiswa baru, mahasiswa aktif, dan wisuda
Data menunjukkan peningkatan signifikan dalam animo dari 403 pada 2016 menjadi 1070 pada 2024. Daya tampung juga meningkat dari 174 menjadi 480, meskipun dengan fluktuasi di tahun 2018 dan 2021. Jumlah mahasiswa aktif mengalami peningkatan dramatis, terutama pada 2022 yang mencapai 6592. Namun, jumlah wisuda relatif tidak stabil, dengan puncak pada 2017 (1369) dan penurunan signifikan di tahun-tahun berikutnya.
Efektivitas sistem penerimaan mahasiswa baru menunjukkan peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Rasio konversi animo ke hasil meningkat dari hanya 27% di tahun 2016 menjadi 64% di tahun 2024, menunjukkan bahwa kebijakan penerimaan semakin efektif dalam mengkonversi minat menjadi penerimaan.
Namun, terdapat penurunan efisiensi pada tahun 2021 di mana rasio konversi animo ke hasil turun drastis menjadi 78%, mungkin disebabkan oleh perubahan kebijakan atau faktor eksternal seperti pandemi. Pemulihan terjadi pada tahun-tahun berikutnya dengan peningkatan konsistensi.
Program retensi mahasiswa menunjukkan hasil yang berfluktuasi selama periode 2016-2024. Tingkat retensi (rasio mhs aktif terhadap mhs baru) mengalami penurunan signifikan pada tahun 2020 dan 2022, yang mungkin disebabkan oleh peningkatan jumlah mahasiswa aktif yang tidak proporsional dibandingkan dengan mahasiswa baru.
Rasio kelulusan (wisuda terhadap mhs aktif) menunjukkan tren menurun dari 91% di tahun 2016 menjadi hanya 12% di tahun 2022. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun jumlah mahasiswa aktif meningkat drastis, tingkat kelulusan tidak mengikuti pace yang sama, menunjukkan perlunya evaluasi terhadap program akademik dan pendukung kelulusan.
Berdasarkan analisis korelasi, ditemukan bahwa:
Temuan ini menunjukkan bahwa while the admission process is effective in converting interest into enrollment, there might be challenges in ensuring timely graduation. The weak correlation between active students and graduation indicates potential issues in student retention and completion programs.
Berdasarkan analisis data, dapat diidentifikasi beberapa periode kebijakan:
2016-2018: Periode dengan rasio kelulusan tinggi (91% pada 2016, 131% pada 2017) namun dengan jumlah mahasiswa aktif yang rendah. Kebijakan pada periode ini mungkin berfokus pada kualitas daripada kuantitas.
2019-2021: Transisi dengan peningkatan daya tampung dan mahasiswa baru, namun dengan penurunan rasio kelulusan. Kemungkinan adanya kebijakan ekspansi yang belum diimbangi dengan infrastruktur pendukung yang memadai.
2022-2024: Periode dengan jumlah mahasiswa aktif sangat tinggi namun rasio kelulusan sangat rendah (4% pada 2022, 10% pada 2023, 12% pada 2024). Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan akademik mungkin perlu menyesuaikan dengan peningkatan jumlah mahasiswa yang signifikan.
Berdasarkan analisis komprehensif terhadap data dari 2016 hingga 2024, dapat disimpulkan bahwa: